Monday, October 18, 2010

Benjamin Button

I have just finished watching a movie entitle “Curious case of Benjamin Button”. It was about a man who was born old. I mean physically old but his mental was just like other children. His mother died after giving birth to him and his father hardly accepted his condition. Well, it must be difficult for his father, so he sent him to the old folk’s house. There, he lived like an old man. But, no one understood his feelings of wanted to be free and to be given chances learning like other children.

To make it short, he grew up and turned to someone charming, got married and had a beautiful daughter. Yet, he realized that one day he would be younger than today and certainly gave his wife and his daughter the hassle of taking care of him. So, he left and gave all his money to them. One day, his wife got a call from the children’s welfare. Benjamin Button was found in a very aged building alone. With him was a diary, a journey of his strange life and her address. Starting from that day, she took care of him. He forgot her name and even his own name. People thought that he was sick but she knew that he was senile. While she gradually became older and older, he changed and turned to be younger and younger until he forgot how to walk and how to speak. He died as a baby when she was really old on her lap.

It was a sad story. The love between them is so strong and eternal. They accept their partners as who they are. Yes, he left her, but for her good. There are two main themes in this movie. Love and grateful is a good combination of the themes. When everyone in real life terrified of being old, Benjamin Button scared of being young. He preferred to be normal like other people. He wanted to experience school, friends and many more but he was too old (physically) to do so. When his mental was ready to be a father, he was physically too young to be his daughter’s father. “I want to be an old, wise man to our daughter and not her buddy”. Don’t you think that Allah have created everything perfectly? We were asked to learn and work when we are young so that we won’t face any problem in the future. Our physical and mental parts move equivalently in order to balance our needs. What we have to do is to be grateful of what we are. Use your time wisely and remember death has no time to calculate your age.

To be grateful is not just saying thank you but to appreciate every single moments in our lives especially with our loved ones. Spending times with them and make sure that the people we love in a good condition is not so easy. It needs sacrifice just like what Benjamin did when he left his family. He sacrificed the feeling that he had. But somehow, love means together, both in happiness and sorrow. Whatever we do, we still turn to someone we love. In the end, Benjamin went back to his wife.

Sometimes, we always hope that we are unique. We want to be someone extraordinary, someone with special talent. We forgot that we don’t have to have special gift to be extraordinary because everyone is unique. We are unique in our own ways.

Sometimes, we are looking for something as a reason to be loved by others. We forgot that love is not an exclusive feeling. It is not for certain people, it is for everyone. It doesn’t happen for millions different reason. It happens for a usual one. It happens because of who you are.

We may not be able to be someone extraordinary

But we can make someone feels extraordinary

And if someone has ever said that you made him or her felt extraordinary,

You must know that you are special to that someone.

And if now or one day you do feel extraordinary

That’s mean someone special has come into your life.

He or she may be our Mr. Right or Miss Perfect today

But one day, when we feel tired of our surrounding

Remind ourselves that he or she is just someone ordinary like us

But he or she has made us feel extraordinary when we were just an ordinary one.

Wednesday, August 18, 2010

PadaMu aku bersujud

Tersentak
Bangun aku daripada mimpi yang indah
Dengan tarian yang panjang dan ulik irama merdu
Hingga silau mentari-MU menyentuh iris jiwaku


Air mata menitis perlahan
Betapa kasihnya Engkau padaku ya Allah
Cahaya Kau kurniakan tika aku melupakan-MU.


Dingin air mengusap wajah
Bisakah menghapus dosa-dosa lalu?


Kubuka surat cinta-MU
Kau bentangkan khabar gembira buatku
Dengan rahmat dan keampunan-MU
Janji-MU,
Takkan sekali-kali aku dibiarkan sendiri.
Hebatnya cinta-MU Allah
Sedangkan aku hanya seorang hamba
Yang tika ini telah menduakan-MU.


Ya Allah
Anugerah-MU ini begitu indah
Memberikan senyuman menguntumkan rasa
Pasti Engkau lebih mengerti
Bilamana Engkau menciptakannya


Yang Maha Mengetahui akan hati
Rindu ini aku tanam sedalam mungkin
Biar hanya Engkau yang memahami
Sembunyi, namun jangan kau pergi
Kerana aku masih disini
Menanti sehingga pasti


Lemaskanlah aku dalam pelukan CINTAMU
Kerana titik terakhirku hanya Engkau ya Rabbi
Pada-MU aku bersujud.





Pada-MU kubersujud by Afgan

Ku menatap dalam kelam
Tiada yang bisa kulihat
Selain hanya nama-MU ya Allah

Esok ataukah nanti?
Ampuni semua salahku
Lindungi aku dari segala fitnah

Kau tempatku meminta
Kau berikanku bahagia
Jadikan aku selamanya
Hamba-MU yang selalu bertakwa

Ampuniku Ya Allah
Yang sering melupakan-MU
Saat Kau limpahkan karuniaku
Dalam sunyi aku bersujud

Esok ataukah nanti?
Ampuni semua salahku
Lindungi aku dari segala fitnah

Kau tempatku meminta
Kau berikanku bahagia
Jadikan aku selamanya
Hamba-MU yang selalu bertakwa

Ampuniku Ya Allah
Yang sering melupakan-MU
Saat Kau limpahkan karuniaku
Dalam sunyi aku bersujud

Kau tempatku meminta
Kau berikanku bahagia
Jadikan aku selamanya
Hamba-MU yang selalu bertakwa

Ampuniku Ya Allah
Yang sering melupakan-MU
Saat Kau limpahkan karuniaku
Dalam sunyi aku bersujud
Pada-MU.

Thursday, July 29, 2010

Sukarnya Mencintai-Mu.




Malam ini, hati terasa sayu. sayu.

Sukarnya Mencintai-MU.

Mengapa sukar untuk setia pada-Mu bila mana Kau tidak pernah kurang mencintaiku?
Mengapa sukar untuk aku bersusah payah memuja nama-Mu saat Engkau sedikitpun tidak pernah mengabaikan aku?
Mengapa sukar untuk bergembira dengan hadiah-Mu sedangkan Kau pemberi hadiah yang paling hebat diantara pencuri hatiku?
Mengapa sukar untuk aku berterima kasih dengan cinta-Mu sedangkan aku bernafas dengan kasih-Mu?
Mengapa sukar untuk mencintai-Mu sedangkan Kau memberikan segalanya untuk aku?

Ajarkan aku, tunjukkan aku jalan, bimbinglah aku, kuatkan aku untuk mencintai-Mu melebihi semua makhluk-Mu.
Aku rindukan Kekasih-Mu,
Aku impikan syurga-MU.
Didiklah aku untuk belajar mencintai-Mu.

Kuala Terengganu
29 Julai 2010




Wednesday, June 9, 2010

Kebesaran-MU

Kebesaran-MU
by ST12

KAU tempat ku mengadu hati
Pemberi segala hidup
Dunia dan seisinya milik-MU
Mencintai-MU sejati

ku manusia yang penuh dosa
Mengharap keampuanan
Lihat dilangit kesempurnaan hadir-MU
KAU cinta pertama dalam hidupku

Allahuakbar maha besar
Memuja-MU begitu indah
Selalu KAU berikan semua
Kebesaran-MU tuhan

Allahuakbar maha besar
Memuja-MU begitu indah
Selalu KAU berikan semua
Kebesaran-MU tuhan

Allahuakbar maha besar
Memuja-MU begitu indah
Selalu KAU berikan semua
Kebesaran-MU tuhan

Allahuakbar maha besar
Memuja-MU begitu indah
Selalu KAU berikan semua
Kebesaran-MU tuhan

Allahuakbar maha besar
Memuja-MU begitu indah
Selalu KAU berikan semua
Kebesaran-MU tuhan


Ya Allah,
aku rindu untuk mengadu pada-Mu
aku rindu untuk memuja-MU


Kuala Terengganu

Monday, June 7, 2010

The Bicycle



~What a wonderful story. I just don"t want to complete the reading~

"Hey, what are you listening to?" Elizabeth asked.

"Bryan Adams and Barbara Streisand," said Sam.

"Emo.."

"What?"

" So sentimental...Weirdo"

"I like the song," he said defensively.

"What's the title? she asked.

"I finally found someone," he replied.

...and he didn't tell her that she was his someone...


"What if I never have a boyfriend?"
"What if I never fall in love?"

"Then,we'll grow old together. At least you have me to keep you in company."

"You would actually do that?"

"What other choice do I have? If I don't, you might break my ribs," he replied.

She looked at him, poked his side and laughed.

...and she never know that he was not joking...

Wednesday, June 2, 2010

Murabbi Cinta



Salam istirehat…

Hari ini tidak seperti kelmarin, aku bangun dengan bersenang lenang dan penuh kemalasan. Menghadap televisyen dan buku ‘Murabbi Cinta’ yang belum habis aku baca. Hairan juga. Kalau dikolej, dalam keadaan sibuk dan terlalu banyak komitmen itu, aku bisa menghabiskan buku hanya dalam beberapa hari. Tapi kali ini, aku mengambil masa yang lama untuk menamatkannya walaupun masa yang ada lebih daripada mencukupi.Itulah aku. Aku yang bergerak lebih pantas dan laju dalam keadaan sibuk. Aku yang lebih bijak membahagikan waktu bila masa mengejarku. Aku rindukan saat aku bergelar pelajar, bila mana aku tidak menang tangan dengan tugasan akademik dan tanggungjawab sebagai jmk. Jarang sekali aku punya masa untuk bermalas-malas.


Selesai minum pagi, aku cuba menaip, membantu mami menyiapkan minit mesyuaratnya. Melihat sahaja pada tulisan, kepala aku mula pening. Belum lagi perkataan yang dicatat dalam bentuk point. Aku cuba membayangkan mesyuarat tersebut dan apa yang sedang berlaku. Mungkin pengerusi cuba memberitahu yang mereka harus berhati-hati dalam menguruskan kewangan....atau…argh…mana boleh aku suka-suka buat ayat aku sendiri! Peranan aku sebagai setiausaha suatu ketika dulu menolak tugasan sebegini. Hanya setiausaha sahaja yang tahu apa yang berlaku dan bagaimana untuk menulis minit mesyuarat ini. Aku tidak mungkin. Kerana aku bukan setiausahanya dan aku tidak disitu.


Aku tinggalkan minit mesyuarat itu. Kucapai buku Murabbi Cinta kembali. Buku ketiga hasil karya Ustaz Hasrizal yang kubaca ini banyak menggalakkan aku berfikir. Tepat dengan kemahuan ustaz. Aku memang mengagumi cara penulisan ustaz. Simple dan mudah untuk difahami. Tidak perlu kata-kata pujangga yang melampau kerana sedikit mainan ayat sahaja sudah mecantikkan bicara ustaz. Buku ini sangat sesuai untuk mereka yang sudahpun mendirikan rumah tangga. Aku? Ya, aku belum berkahwin namun aku mengambil nasihat ustaz untuk memenuhkan ilmu didada sebelum mendirikan perkahwinan. Perkahwinan itu bukan suatu penyelesaian, kata ustaz. Tapi, ia suatu gagasan yang harus dikemudi sehingga ke syurga. Aku melihat ustaz seperti aku. Banyak perkara yang ustaz luahkan terpendam dalam hati dan fikiranku. Walaupun penulis itu bukan aku, namun aku sudah berpuas hati kerana apa yang aku fikir sudahpun sampai kepada masyarakat. Buku ini harus aku miliki bukan hanya untuk hari ini tetapi juga untuk hari esok. Banyak pengajaran dan tips-tips hebat untuk menjadi suami, isteri, bapa dan ibu yang berjaya ada di dalam buku ini. Tak banyak antara ibu bapa hari ini mahu melihat kesalahan sendiri sebelum menunding jari pada anak-anak tetapi ustaz Hasrizal berani memulakannya. Mudah-mudahan buku seperti ini menjadi pedoman aku suatu hari nanti bilamana aku melayarkan bahtera rumah tangga dan berjihad sebagai seorang isteri dan ibu. Alangkah cantiknya jika buku ini dijadikan hantaran. Pasti lebih bermakna buat kita dan pasangan. Pada yang belum kenali ustaz, mulakanlah dengan buku ‘Aku Terima Nikahnya’. Pasti sukar untuk dilepaskan jika anda seorang yang suka berfikir seperti saya!


“Musibah berantai” dan “Didikan Allah untuk Manusia Hebat” adalah antara tajuk yang aku gemari. Musibah berantai adalah kemarahan manusia yang tidak akan putus dan mampu berpindah randah kepada individu yang lain. Suami yang dimarahi ditempat kerja mungkin akan balik dengan keadaan tidak tenteram dan memarahi isteri di rumah yang bergurau tidak kena pada waktunya. Si isteri yang baru sahaja sudah dimarahi mungkin memarahi anak kecil yang sedang dalam proses pembelajaran dan penuh dengan sifat ingin tahu. Anak kecil yang sedih dan geram pula mungkin melepaskan kemarahannya kepada kucing kesayangan dengan menendangnya tanpa sebab. Musibah berantai ini sering berlaku dan sukar sekali untuk dibendung. Untuk diputuskan rantai itu, ianya bermula daripada kita. Mudahan aku antara manusia yang menjadi pemutus rantai itu.


‘Didikan Allah untuk Manusia Hebat’ adalah kisah anak yang tidak bahagia dengan ibu dan bapanya. Dia membanding-bandingkan ibu bapa rakan-rakannya dengan ibu bapanya. Dia melihat kelemahan ibu bapanya dan hairan kenapa Allah memperlihatkan semua itu kepadanya. Ustaz membimbingnya. Kata Ustaz, mungkin itulah caranya Allah mendidiknya menjadi manusia yang hebat suatu hari nanti. Manusia yang tidak akan mengulangi kelemahan kedua-dua ibubapanya dan mencuba untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Yang lebih aku sukakan ialah hujah ustaz mengenai perbandingan yang dilakukan oleh seorang anak. Seorang anak yang biasa dibandingkan akan mula membeza-bezakan ibubapanya dengan ibu bapa orang lain. Jadi sebagai ibu bapa kita haruslah menjuhkan diri daripada sifat suka membuat perbandingan sekiranya kita juga tidak ingin dibandingkan!


Banyak lagi tajuk menarik yang boleh dikupas, tapi pastinya akan lebih menarik jika dibaca sendiri. Umpama hidangan yang kira rasa dan yang ditonton didalam rancangan memasak. Pastinya hidangan yang kita nikmati terasa lebih enak daripada hidangan yang hanya sekadar menjadi tontonan. Mudahan ustaz Hasrizal akan terus menulis dan semoga Allah melembutkan hatiku pada setiap patah kata yang aku baca.Amin.

2 June 2010
Losong

Thursday, March 11, 2010

KAU YANG MAHA MENDENGAR

KAU YANG MAHA MELIHAT
Opick feat Amanda

Seiring waktu berlalu
Tangis tawa dinafasku
Hitam putih dihidupku
Jalan ditakdirku

Tiada satu tersembunyi
Tiada satu yang terlupa
Segala apa yang terjadi
Engkaulah saksinya

KAU yang maha mendengar
KAU yang maha melihat
KAU yang maha pemaaf
Pada-MU hati bertaubat

KAU yang maha pengasih
KAU yang maha penyayang
KAU yang maha perindu
Pada-MU semua bergantung

Yang dicintakan pergi
Yang didambakan hilang
Hidupkan terus berjalan
Mesti penuh dengan tangisan

Andai bisaku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisaku kembali
Hapus semua pedih

Andai mungkin aku bisa
Kembali ulang segalanya
Tapi hidup takkan bisa
Mesti dengan air mata

KAU yang maha mendengar
KAU yang maha melihat
KAU yang maha pemaaf
Pada-MU hati bertaubat

KAU yang maha pengasih
KAu yang maha penyayang
KAU yang maha perindu
Pada-MU semua bergantung

KAU yang maha mendengar
KAU yang maha melihat
KAU yang maha pemaaf
Pada-MU hati bertaubat

KAU yang maha pengasih
KAU yang maha penyayang
KAU yang maha perindu
Pada-MU semua bergantung